Tekan Konsumsi Batu Bara, PLN Butuh 1 Juta Ton Biomassa untuk 34 PLTU

PLN menargetkan kebutuhan biomassa untuk 34 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebanyak 1,08 juta ton pada tahun ini. Hal itu ditujukan untuk menjalankan agenda transisi energi yang dilakukan oleh perseroan sekaligus mengurangi ketergantungan energi fosil secara bertahap.

Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Iwan Agung Firstantara, mengatakan bahwa perseroan telah menjalin kerja sama dengan perusahaan BUMN maupun hutan energi untuk menjamin pasokan biomassa secara berkelanjutan. Perusahaan juga melibatkan masyarakat untuk bisa turut berkontribusi dalam memasok biomassa.

“Banyak pasokan biomassa yang kami dapatkan dari masyarakat. Ada limbah pertanian dan perkebunan, limbah hutan masyarakat yang sisa penebangan maupun panennya kami kumpulkan menjadi bahan baku biomassa,” kata Iwan dalam siaran pers, Rabu (1/3).

Pada kesempatan tersebut, Iwan melaporkan capaian kebutuhan jangka panjang terkait penyediaan alokasi biomassa mencapai 10,2 juta ton untuk disalurkan kepada 52 PLTU batu bara pada 2025.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan mengambil alih satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN, yakni PLTU Pelabuhan Ratu yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

“Karena PLN dengan kita sama-sama akan menuju net zero emission. Kebenaran saja PTBA masih liquid, jadi kita ambil alih,” kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail di SOE International Conference, Bali, dilansir CNN Indonesia, Rabu (19/10/2022).

Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menyatakan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi PTBA untuk dapat mengambil alih PLTU Pelabuhan Ratu, salah satunya memotong sisa masa pensiun PLTU dari 24 tahun menjadi 15 tahun. Pemangkasan masa pensiun ini diperkirakan bisa mengurangi emisi karbon dioksida setara 51 juta ton.

“Ini menjadi model bagaimana keseriusan BUMN, memastikan kami siap memasuki transisi energi,” ujar Pahala, seperti dilansir Katadata, Selasa (18/10/2022).

Menurut laporan PLN, sampai 2021 Indonesia memiliki 126 unit PLTU yang tersebar di Unit Induk Wilayah (UIW), Unit Induk Pembangkitan (UIK), Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL), serta Unit Induk Pembangunan (UIP) PLN di berbagai provinsi Indonesia.

Berikut rincian jumlah PLTU di Indonesia menurut pembagian wilayah kerja PLN pada 2021:

1. Luar Jawa: 80 unit

  • UIW Bangka Belitung: 4 unit
  • UIW Maluku dan Maluku Utara: 2 unit
  • UIW Papua dan Papua Barat: 2 unit
  • UIW Nusa Tenggara Barat: 5 unit
  • UIW Nusa Tenggara Timur: 4 unit
  • UIK Sumatra Bagian Utara: 18 unit
  • UIK Sumatra Bagian Selatan: 14 unit
  • UIKL Kalimantan: 20 unit
  • UIKL Sulawesi: 11 unit

2. Jawa: 42 unit

  • PT Indonesia Power: 10 unit
  • PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB): 8 unit
  • UIK Tanjung Jati B: 4 unit
  • UIK Jawa Bagian Barat: 6 unit
  • UIK Jawa Bagian Tengah: 9 unit
  • UIK Jawa Bagian Timur, Bali, Nusa Tenggara: 5 unit

3. Proyek Pembangkitan: 4 unit

  • UIP Jawa Bagian Barat: 1 unit
  • UIP Sulawesi Bagian Selatan: 1 unit
  • UIP Sulawesi Bagian Utara: 1 unit
  • UIP Sulawesi: 1 unit

PLTU terbanyak berada di UIKL Kalimantan dengan jumlah 20 unit. Namun, total kapasitas terpasang PLTU di UIKL Kalimantan tidak terlalu besar, yakni hanya 777,5 MW pada 2021.

PLTU dengan kapasitas terpasang paling besar se-Indonesia berada di Jawa, yakni PLTU di wilayah kerja PT Indonesia Power yang total kapasitasnya mencapai 3.700 MW pada tahun lalu.

 

 

Sumber: Katadata

 

 

 

MEBI
Author: MEBI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *