Siap Dukung Transisi Energi Nasional, MEBI Lampung Pastikan Kesiapan Pasokan Biomassa.
BANDARLAMPUNG - Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) Wilayah Lampung menyatakan komitmennya dalam mendukung penuh transisi energi nasional menuju penggunaan energi bersih.
Dengan indeks kesiapan transisi energi sebesar 52,19, Lampung menjadi provinsi ketujuh tertinggi di Indonesia, menunjukkan kesiapan untuk mendukung energi baru terbarukan (EBT).
Ketua MEBI Lampung, Daud Hadi Winanto, mengatakan bahwa sumber daya biomassa yang melimpah di Lampung menjadi potensi besar untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan percepatan transisi energi di Indonesia.
“Lampung memiliki keunggulan dalam produksi biomassa yang berkelanjutan. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung utama untuk terus meningkatkan komitmen Lampung dalam mewujudkan energi hijau,” kata Daud, Rabu 11 Desember 2024.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MEBI Lampung, Husni Thamrin, menambahkan bahwa produksi biomassa di Lampung mencapai 100.000 ton per bulan, sementara kebutuhan lokal baru menyerap 40% dari total produksi.
“Ya, masih ada 60% biomassa yang siap kami distribusikan, termasuk untuk kebutuhan PLTU di luar Lampung seperti Banten dan Jawa Barat,” jelas Husni.
Tak hanya itu, MEBI Lampung juga tengah menyiapkan infrastruktur pelabuhan guna mendukung pengiriman biomassa ke berbagai wilayah di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan visi menjadikan Lampung sebagai Lumbung Biomassa Nasional.
MEBI Lampung juga memastikan stabilitas harga biomassa dengan mempertimbangkan bahan baku, alat produksi, dan jarak transportasi.
Standarisasi ini diharapkan bisa menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai pemasok utama bahan baku.
Melalui langkah strategis seperti pengembangan Hutan Produksi Energi (HPE) dan pemanfaatan limbah pertanian, MEBI Lampung optimis bahwa transisi energi bersih di Lampung akan semakin berkembang, sekaligus mendukung agenda perubahan iklim global.
“Kami akan memberikan sanksi kepada trader yang tak mematuhi standar harga. Tentu hal tersebut penting agar semua pihak, mulai dari industri, trader, hingga masyarakat, mendapatkan manfaat yang adil,” tegasnya.